Jumat, 30 Desember 2011

Laporan Hasil Perjalanan Imaginer Oleh Muhammad Yusuf Bima

Assalamu'alaikum Wr...Wb...
Dalam menjalani episode kehidupan, manusia tidak pernah terlepas dari adegan-adengan yang cukup menantang dalam scine yang dikemas secara apik oleh sang sutradara Tunggal yaitu Allah SWT. Semuanya dalam rangka menyeleksi siapa hamba-hambanya yang paling patuh dengan action yang termuat skenario yang diturunkan Allah pada manusia pilihannya yaitu Muhammad SAW. Perjalanan Imaginer akan terasa mengasikkan bagi siapapun yang sudah memahami hakekat perjalanan itu sendiri. Seperti contoh bagaimana seseorang merindukan orang yang paling berjasa dalam hidupnya. Saat-saat terakhir untuk berpisah baik itu berpisah dalam arti meninggal atau berpisah dalam arti pindah tempat tinggal, saat itu terkumpul semua kenangan-kenangan yang baik seolah-olah tidak ada yang cacat selama dalam pergaulan itu. Baginya kesalahan-kesalahan itu terkubur dan menghilang bersama ruang dan waktu yang tidak perlu diingat-ingat lagi. Begitu banyak kenangan-kenangan manis yang selalu diingat seiring perputaran waktu ditandai dengan bergeraknya jarum jam detik demi detik. Baginya orang pergi itu seolah-olah banyak meninggalkan pesan disekelilingnya, pesan yang tertulis di jendela kamar "Lihatlah selalu dunia luar", artinya jangan hanya mengurung diri di kamar, dilangit-langit kamar seolah-olah ada tulisan "bercita-citalah setinggi mungkin", di jam dinding menyimpan pesannya "Setiap menit itu berharga", cerminpun meninggalkan dititipi pesan "berkacalah sebelum bertindak", tak ketinggalan kalender dimeja menyimpan catatannya "jangan menunda pekerjaan sampai besok", pintu seolah-olah berteriak "Dorong yang keras & pergilah", yang paling diingat oleh orang tadi adalah pesannya yang tertinggal di atas sajadah "bersujud dan berdo'alah selalu. Teringat dengan hidup yang penuh terbatas saat yang lalu, terkenanglah semua kebaikan-kebaikan yang pernah dipersembahkan orang lain terhadap dirinya, sekarang orang yang paling berjasa itu telah meninggal dunia untuk selamanya. Baginya dia tidak mati, tetapi masih hidup yang selalu mengingatkan pada saat dia lupa, saat dia lemah dengan meninggalkan pesan-pesan yang baik bagi kelangsungan hidupnya. Orang yang diceritakan dalam kisah ini adalah diriku yang dulu masih menjadi "Yusuf kecil sampai akhirnya menikmati kehidupan 12 tahun di Bandung, dan sekarang menikmati hidup lagi di jogjakarta sekitar 2 tahun", orang yang paling berjasa itu adalah Guruku bernama "Tatang Hidayat dari cicalengka Bandung". Perjalanan imaginer selalu kulakukan dalam rangka mengenang tinggal bersama dengan tak terhitung pesan yang ditinggalkannya, sampai membuat Yusuf anak desa itu berubah penampilan menjadi berani menghadapi tantangan apapun. Terima kasih Guruku sekarang sudah 16 tahun sudah berada di alam barzakh, aku yakin bisa membahagiakanmu karena aku selalu mendoakanmu, berusaha mewarisi semangatmu, semoga engkau mendapatkan nikmat kubur dan tidak kecewa memiliki murid seperti diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar