Selasa, 13 Desember 2011

Elegi Ritual Ikhlas II: Tanya jawab pertama perihal Hati yang Ikhlas

Oleh Marsigit

Santri Kepala:
Ass...Bapak Ibu semua pada kegiatan Ritual Ikhlas II kita akan mengadakan Tanya Jawab seputar Implementasi Program Menghuni Syurga, meliputi Ikhlas, Hati, Taubat, Do’a, dst. Nara Sumber kita adalah Ustad Muhammad Alaika Salamulloh. Jika diantara peserta ada pertanyaan langsung saja disampaikan, supaya langsung juga dijawab:

Cantraka Ikhlas:
Ass..yang terhormat Ustad Muhammad Alaika, seperti yang sering dikatakan oleh Bapak Muhammad Nurikhlas bahwa dia mengagumi ikhtiar-ikhtiar berkaitan dengan dunia, akhirat, amal, ilmu, dan doa. Maka saya ingin bertanya bagaimana hubungan hati yang Ikhlas itu dengan Ibadah, dan Amal-amal kita?

M. Alaika Salamulloh:
Allah berfirman:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). Dikarenakan bahwa tujuan diciptakannya seluruh jin dan manusia uktuk beribadah kepada Allah, maka sudah barang tentu dilarang keras bagi kita semua untuk beribadahnkepada selain Allah. Kita harus mengikhlaskan ibadah kita hanya kepada Allah. Oleh karena itu salah satu kunci diterimanya amal ibadah kita sebagai hamba Allah adalah Keihlasan. Keikhlasan merupakan tolok ukur diterima atau ditolaknya ibadah kita.

Cantraka Putih:
Bagaimana cara menggapai Hati yang Ikhlas itu?

M. Alaika Salamulloh:
Niat yang benar akan menentukan kebenaran dalam beribadat. Apabila kita menjalankan ibadah dengan niat yang ikhlas, insya Allah ibadah kita akan diterima oleh Nya. Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang itu mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Cantraka Sakti:
Seperti apakah wujud dari Ikhlas itu?

M. Alaika Salamulloh:
Al-Haris al-Muhasibi, salah seorang sufi besar, mengatakan:”Yang disebut dengan Ikhlas adalah apa yang engkau kehendaki dari amalmu tiada lain karena ketaatan kepada-Nya”. Jadi dalam beramal dan beribadah kita hanya meniatkan untuk taat kepada-Nya dan menjalankan kewajiban yang ditetapkan oleh-Nya kepada kita. Tidak ada yang lain yang kita tuju kecuali hanya Allah. Hanya Allah tujuan kita.

Cantraka Sakti:
Kemarin pada Ritual Ikhlas I, saya sudah merasa Ikhlas, tetapi mengapa oleh saya dinilai belum ikhlas?

M. Alaika Salamulloh:
Salah satu penghalang Ikhlas adalah Riya. Riya adalah apabila kita menunaikan sebuah amalan hanya untuk mendapatlkan pujian dari makhluk. Misalnya, mengikuti Ritual Ikhlas agar mendapat pujian menjadi dari teman atau kerabat, atau untuk memperoleh prestise di masyarakat. Rasulullah SAW memberi peringatan keras perihal Riya ini, dan bersabda:”Syirik kecil adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian”. Para sahabat bertanya:”Apa itu Syirik kecil wahai Rasulullah?”. Beliau bersabda:”Itulah Riya. Pada Hari Kiamat nanti Allah menyuruh mereka yang berlaku Riya untuk mencari pahala amalnya kepada orang yang menjadi tujuan amal mereka. Allah berfirman, carilah orang yang ketika kamu beramal, kamu ingin mendapat sanjungan dari mereka. Mintalah pahala kepada mereka” (H.R. Ahmad dan Baihaqi).

Muhammad Nurikhlas:
Bagaimana keikhlasan seorang mukmin mampu mengusir setan dan iblis?

M. Alaika Salamulloh:
Sebagaimana kita tahu, Iblis telah menggoda Adam dan hawa untuk melanggar larangan Allah di surga. Dan Iblis memproklamirkan diri untuk menjadi penggoda manusia agar menyimpang dari jalan Allah hingga Hari Kiamat nanti. Iblis mengatakan bahwa semua hamba Allah bisa digoda dan diperdaya, kecuali orang-orang yang Ikhlas. Pernyataan Iblis terekam dalam surah Sgad:”Kecuali hamba-hamba-Mu yang selalu ikhlas” (Q.S. Shad:83). Ayat itu menunjukkan bahwa Iblis tidak berdaya menghadapi orang-orang Ikhlas, dikarenakan orang-orang yang Ikhlas senantiasa meniatkan segala perbuatan dan amalnya hanya untuk Allah, tidak ada yang lain. Maka tertutuplah sudah semua pintu bagi Iblis untuk dapat menggoda orang-orang yang Ikhlas.

Cantraka Ikhlas:
Apakah Al-Qur’an memberi tuntunan bagaimana kita bisa meraih Keikhlasan itu?

M. Alaika Salamulloh:
Bacalah ajaran tauhid yang termaktub pada surah al-Ikhlas berikut:”Katakan Muhammad,”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dantidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (Q.S. Al-Ikhlas: 1-4). Salah satu sebab surah tersebut dinamakan al-Ikhlas adalah karena surah tersebut mengajarkan ketauhidan seorang hamba. Artinya, ketika seorang hamba sudah mengikrarkan tauhid bahwa hanya Allah yang patut disembah, maka dia pun menauhidkan seluruh ibadahnya hanya kepada Allah. Dalam ibadah hanya ada satu tujuan yaitu Allah. Sekali lagi hanya satu tujuan, yaitu Allah Yang maha Esa. Tidak ada yang lain. Allah berfirman:”Barang siapa niat amalannya hanya menghendaki kesenangan dan keindahan dunia, pasti kami sempurnakan balasannya di dunia. sedikitpun tidak kami kurangi. Itulah orang-orang yang tiada balasannya di akhirat, kecuali neraka, lenyaplah semua amalnya dan sia-sialah pekerjaannya”. (Q.S. Hud:15-16)

Santri Kepala:
Terimakasih kami haturkan kepada Bapak Ustad Muhammad Alaika Salamulloh yang telah panjang lebar memberi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan peserta Ritual Ikhlas perihal Hati yang Ikhlas. Baiklah peserta Ritual Ikhlas semua marilah kita mempersiapkan diri untuk menjalankan Salat Maghrib secara berjamaah. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar