Jumat, 30 Desember 2011

Forum tanya Jawab 54: Dialog Filsafat ke dua

Oleh Marsigit

Mahasiswa:
Maaf Pak, masih banyak hal yang perlu kami tanyakan.

Marsigit:
Silahkan

Mahasiswa:
Lha, apakah yang disebut Filsafat Ilmu? Apa bedanya Filsafat Ilmu dengan Filsafat?

Marsigit:
Filsafat Ilmu mempelajari sumber-sumber ilmu, macam-macam ilmu dan pembenaran ilmu.
Filsafat Ilmu tidak lain tidak bukan adalah Epistemologi itu sendiri.

Mahasiswa:
Apa hubungan antara Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi?

Marsigit:
Ontologi mempelajari hakekat atau makna segala sesuatu. Epistemologi adalah metodenya. Sedangkan Aksiologi adalah normanya. Tiadalah metode berpikir tanpa obyek berpikir. Metode berpikir adalah epistemology, obyek berpikir adalah ontology, maka tiadalah dapat dipisahkan antara epistemology dan ontology.

Mahasiswa:
Apa hubungan antara Filsafat dengan Filsuf?

Marsigit:
Filsafat adalah pikiran para Filsuf. Maka mempelajari Filsafat adalah mempelajari Pikiran Para Filsuf. Adalah omong kosong jika engkau ingin mempelajari Filsafat tetapi tidak mempelajari Pikiran para Filsuf.

Mahasiswa:
Kalau begitu bagaimana aku bisa mempelajari pikiran para Filsuf dalam perkuliahan Bapak?

Marsigit:
Baca dan bacalah referensinya. Sumber Primer adalah Buku-buku karya Filsuf yang berisi pikiran mereka. Sumber Sekunder adalah buku-buku yang berisi Pikiran para Filsuf yang dituturkan oleh orang lain. Demikian ada sumber Tersier, Kuarter dst.

Mahasiswa:
Apa relevansi pikiran Pak Marsigit dalam perkuliahan Filsafat.

Marsigit:
Dalam perkuliahan Filsafat maka mahasiswa perlu mempelajari pikiran para Filsuf. Seorang Dosen Filsafat seperti saya berkewajiban menghadirkan pikiran para Filsuf dengan berbagai cara.

Mahasiswa:
Maksud saya, apakah pikiran Pak Marsigit mencerminkan Filsafat?

Marsigit:
Tidaklah mudah menerima amanah menjadi dosen Filsafat itu. Maka ujilah pikiran-pikiranku itu melalui tulisan-tulisanku dalam Elegi-elegi. Anda sendiri yang kemudian menentukan seberapa jauh pikirankumencerminkan Filsafat.

Mahasiswa:
Kenapa P Marsigit tidak menjelaskan Filsafat secara singkat, padat, gamblang sehingga mudah dipelajari? Kemudian, apakah dan bagaimanakah metode mengajar Filsafat yang diterapkan?

Marsigit:
Aku berusaha membelajarkan Filsafat dengan metode filsafat. Aku membiarkan murid-muridku membangun sendiri Filsafatnya. Aku hanya berusaha sekeras mungkin melayani kebutuhan muridku dalam membangun Filsafat. Maka tidaklah aku memberikan Filsafat itu kepada murid-muridku, kecuali anda semua mencari dan membangunnya sendiri.

Mahasiswa:
Mengapa Bapak membuat Blog dan Elegi-elegi?

Marsigit:
Blog adalah teknologi, sedangkan Elegi adalah pikiranku. Jikalau engkau ingin belajar Filsafat kepadaku maka pelajarilah Pikiranku. Pikiranku sudah aku sebarkan di dalam Elegi-elegi.

Mahasiswa:
Paradigma apa yang melatarbelakangi cara Bapak mendidik kami?

Marsigit:
Berdasarkan pengalaman saya, maka dengan ini aku proklamirkan bahwa aku telah menemukan dan mengembangkan Paradigma Belajar sebagai berikut: “Belajar adalah sintesis dari tesis-tesis dan anti-tesis anti tesis dari segala yang ada dan yang mungkin ada dari diriku maupun dari luar diriku yang merentang dalam ruang dan waktu, dengan cara menterjemahkan dan diterjemahkan, baik secara intensif maupun ekstensif”

Mahasiswa:
Wah saya agak bingung, karena kalimatnya telalu panjang. Singkatnya bagaimana Pak?

Marsigit:
Singkatnya, “Belajar itu kapanpun dan dimanapun secara kontinu”. Itulah relevansi penggunaan Blog, karena Blog akan menjamin dan menfasilitasi anda dapat belajar kapanpun dan di manapun.

Mahasiswa:
Kenapa Pak Marsigit pernah mengatakan bahwa pada akhir perkuliahan malah nantinya mahasiswa tidak bisa mendefinisikan Filsafat?

Marsigit:
Pada akhir kuliah anda akan tahu bahwa ada berbagai macam kebenaran. Jika kebenaran itu satu maka itu Monisme. Jika kebenaran itu mutlak maka itu Absolutisme. Jika kebanaran itu satu maka cukup mudah mendefinisikan Filsafat, yaitu cukup diambil dari sumbernya saja. Jika kebenaran itu banyak itu Pluralisme. Dalam Pluralisme, maka yang ada dan yang mungkin ada berhak mendefinisikan Filsafat. Jika demikian maka engkau tidak bisa hanya mengambil satu atau beberapa dari semuanya itu. Maka anda tak pernah mampu mendefinisikan Filsafat.

Mahasiswa:
Siapakah yang paling berhak mempelajari Filsafat? Apakah orang beragama? Apakah orang kafir boleh mempelajari Filsafat?

Marsigit:
Setiap orang bisa mempelajari Filsafat. Jika orang Islam berfilsafat maka semoga semakin baik ke Islamannya. Jika orang Majusi belajar filsafat maka semakin baik Majusinya. Jika orang Kafir berfilsafat maka mungin semakin Kafirlah dia.

Mahasiswa:
Kapan dan darimana kita mulai dan berhenti belajar Filsafat

Marsigit:
Anda dapat mempelajari Filsafat kapanpun dan dari manapun. Berhenti kapanpun dan di manapun.

Mahasiswa:
Siapakah orang yang paling bodhoh itu?

Marsigit:
Orang yang paling bodhoh adalah orang yang sudah merasa jelas.

Mahasiswa:
Siapakah orang yang paling pandai itu?

Marsigit:
Orang yang paling pandai bukanlah diriku.

Mahasiswa:
Siapakah orang yang paling seksi?

Marsigit:
Orang yang paling seksi adalah Barack Obama

Mahasiswa:
Siapa orang yang paling berbahaya?

Marsigit:
Orang yang paling berbahaya adalah diriku.

Mahasiswa:
Saya harus bagaimana Pak, karena kemarin tidak ikut ujian?

Marsigit:
Dunia adalah dirimu. Aku hanya menyaksikannya. Hidup ini berkomponen liner ke depan. Maka sabar, tawakal dan berdoalah secara ikhlas untuk menatap masa esokmu.

Mahasiswa:
Nilaiku Test Jawab singkat jelek Pak. Sedangkan Ujian tertulisnya sangat sulit. Terus bagaimana Pak, apakah saya terancam tidak lulus?

Marsigit:
Semua tes dan ujian bermanfaat untuk melihat diri dan introspeksi. Tes yang telah aku laksanakan menunjukkan lemahnya pikiran kita untuk mengetahui segala yang ada danyang mungkin ada di luar pikiranku. Jika demikian maka satu-satunya harapan adalah dengan cara membaca Elegi-elegi secara ikhlas.

Mahasiswa:
Apa yang dimaksud membaca Elegi secara Ikhlas?

Marsigit:
Pahamilah isinya. Bacalah komen-komennya. Sintesiskan pikiran yang lain dan hasilkanlah anti-tesis anti-tesisnya.

Mahasiswa:
Terimakasih Pak.

Marsigit:
Terimakasih kembali. Selamat berjuang. Semoga sukses. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar