Senin, 05 Desember 2011

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 7: Structuralism Mathematics

Oleh Marsigit

Structuralism mathematics merupakan filsafat matematika yang memandang matematika lebih sebagai suatu struktur. Kita tidak asing dengan structuralism mathematics ini karena dia di support oleh logicism mathematics dan formalism mathematics.

Bukankah selama ini matematika yang dikembangkan di Perguruan Tinggi atau Matematika Murni adalah logicism mathematics-formalism mathematics-structuralism mathematics. Kalau boleh saya katakan inilah TIGA PILAR the philosophy and the foundation of PURE MATHEMATICS. Sehingga ke TIGA PIILAR yang saya sebut di atas HANYALAH BARU merupakan SEPAROH DUNIANYA MATEMATIKA.

Di sisi lain, pada general philosophy, Structuralism Philosophy bertemu dengan Filsafat Bahasa atau Filsafat Analitik. Dengan kata lain, kecenderungan filsafat dewasa ini dan pada waktu ke depan adalah filsafat bahasa dengan core atau intinya adalah Structuralism in Language.

Bukanlah suatu kebetulan bahwa pada akhirnya Wittgenstain berhasil mempertemukan antara matematika dan bahasa; artinya Matematika dapat dipandang sebagai Bahasa. Pandangan Matematika sebagai Bahasa inilah yang kemudian memperkokoh pengembangan dan implementasi logicism mathematics-formalism mathematics-structuralism mathematics (tiga pilar seperti yang selama ini kita kerjakan).

Di dalam implementasi pembelajaran matematika di Perguruan Tinggi maka ke tiga pilar tersebut menampakan dirinya sebagau Pure-Formal-Axiomatics Mathematics lengkap dengan contoh-contohnya seperti Struktur-struktur Aljabar dan Struktur Geometri.

Sedangkan bagi implementasi pembelajaran matematika di sekolah maka dia akan menampakan diri sebagai ARCHITECTONIC MATHEMATICS yang emerging pada pikiran diri siswa masing-masing melalui interaksinya dengan dunia konkrit. Inilah budaya matematika yang perlu kita promosikan dan kita kembangkan bersama, agar siswa-siswa kita mampu dengan suburnya memproduksi mathematical intuition.

1 komentar:

  1. Assalamu’alaikum Guru Pikiranku
    Kita tahu bersama bahwa Pemahaman matematika secara melalui intuisi murni dalam ruang dan waktu inilah yang menyebabkan matematika adalah mungkin sebagai ilmu sehingga Kant menyimpulkan bahwa intuisi menjadi inti dan kunci bagi pemahaman dan konstruksi matematika.
    Selama ini kita selalu dihadapkan pada tiga pilar logicism mathematics-formalism mathematics-structuralism mathematic itu, sehingga tidak mengherankan begitu susah menjadikan matematika menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi kita maupun siswa kita, karena kajian hanya dalam tataran formalitas belaka.Kalau dilihat dari kacamata perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, semakin membuktikan bahwa pilar logicism mathematics-formalism mathematics-structuralism mathematics baru menjadi setengah perjalanan dalam mengkaji matematika. Perlu menjadi kajian kita bersama siswa perlu mendapatkan manfaat dari apa yang dipelajari, tidak hanya menjadi formalitas belaka. Sehingga jalan yang bisa kita lakukan adalah dengan apa yang didapat selama ini tentang pilar logicism mathematics-formalism mathematics-structuralism mathematics, perlu adanya sentuhan lain yaitu mampu menghubungkan matematika itu sendiri dengan kehidupan dunia nyata di sekitar siswa dengan mempertajam intuisi-intuisi matematikanya. Hal ini mungkin bisa mejadi alternative bagaimana menjadikan matematika menjadi sesuatu yang dirasakan manfaat dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa dan menyenangkan dalam mempelajarinya.

    BalasHapus