Oleh Marsigit
Tukang Cukur:
Aku adalah tukang cukur. Aku hanya mencukur orang-orang yang tidak mencukur diri sendiri.
Pelanggan1:
Wahai tukang cukur, bersediakah engkau mencukur diriku?
Tukang cukur:
Wahai pelanggan1, apakah engkau tidak mencukur dirimu sendiri?
Pelanggan1:
Wahai tukang cukur, aku senyatanya tidaklah mencukur diriku sendiri.
Tukang Cukur:
Baiklah kalau begitu, marilah anda saya cukur.
Pelanggan2:
Wahai tukang cukur, bersediakah engkau mencukur diriku?
Tukang cukur:
Wahai pelanggan2, apakah engkau tidak mencukur dirimu sendiri?
Pelanggan2:
Wahai tukang cukur, aku senyatanya mencukur diriku sendiri.
Tukang Cukur:
Karena engkau mencukur dirimu sendiri, maka pergilah. Aku tidak bersedia mencukurmu.
Pelanggan2:
Baiklah aku bersedia pergi, tetapi aku mempunyai satu pertanyaan buatmu. Siapakah yang mencukur dirimu?
Tukang Cukur:
Aku mencukur sendiri. Maka aku akan mencukur sendiri.
Pelanggan2:
Stop. Janganlah engkau cukur dirimu itu. Karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.
Tukang Cukur:
A..aa...a..k...ku. , tidak cukur sendiri.
Pelanggan2:
Kalau begitu segeralah engkau cukur dirimu, karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.
Tukang Cukur:
B...b...ba...ik...lah. Aku akan cukur sendiri diriku.
Pelanggan2:
Stop. Janganlah engkau cukur dirimu itu. Karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.
Tukang Cukur:
B...b...ba...ik...lah. A..aa...a..k...ku. , tidak cukur sendiri.
Pelanggan2:
Kalau begitu segeralah engkau cukur dirimu, karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.
Tukang Cukur:
Wahai pelanggan2, mohon maafkan aku.. Kenapa aku engkau buat bingung? Maka bagaimanakah solusinya? Kemudian aku harus bertanya kepada siapakah?
Pelanggan2:
Engkau telah termakan oleh mitosmu sendiri. Agar engkau bisa keluar dari persoalan ini, maka silahkan bertanya kepada orang tua berambut putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar