Selasa, 13 Desember 2011

Elegi Ritual Ikhlas III: Menggapai Keutamaan Dzikir

Oleh Marsigit

Santri Kepala:
Asslamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Alhamdulillaah. Alhamdulillaahi wahdah shodaqo wa’dah wa nashoro ‘abdah wa ‘azza jundahu wa ‘azama wahdah. Wash-sholatu was salamu ‘alaa rasulillaah Sayyidina wa habibina wa qurrotu a’yuna Muhammadin bin ‘abdillah wa alaa alihi wa ashhabihi wa dzawil nufusil muthmainnah. Amma ba’dah. Faqola ta’ala fiy kitabihil kariem a’udzu billaahi minasy syaithonir rojiem; “Qod aflaha man tazakkay. wa dzakarasma Robbihi fasholla. Bal tuktsirunal hayatad dunya. Wal akhiroti khoirun wa abqoy. Inna hadza shuhufil ulay. Shuhufi Ibarohima wa Musa.” Shodaqollohul ‘adhiem. Wa qola Ta’ala fiy hadtsil qudsy qolan Nabiyyu shollallohu ‘alaihi wa salam; “Ana ‘inda dzonni abdi biy idza dzakaroniy. Idza dzakaroniy fiy nafsihi dzakartuhu fiy nafsiy wa idza dzakaroniy fiy mala’in dzakartuhu fiy mala’in khoirin minhu.” Wa qola An-nabiyyu sholallohu ‘alaihi wa salam; “Laa taqumus sa’ata hatta laa yabqoy ‘alaa wajhil ardli man yaqulu Allohu Allohu.” Shodaqollohu wa shodaqon Nabiyyul kariem wa nahnu minasy syahidien.
Hadlrotal kirom wal mukarromin wa nakhushshu hushushon ilaa hadlroti Sirrulloh rohimahulloh. Amin. Hadirin semua, Muhammad Nurikhlas ingin menyampaikan pengalamannya tentang keutamaan dzikir. Silahkan Muhammad Nurikhlas..sampaikan pengalamanmu.

Muhammad Nurikhlas:
Asslamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Sungguh luar biasa kejadiannya. Sungguh luar biasa aku merasakannya. Itulah yang mungkin dirasakan oleh semua orang yang telah dihampiri-Nya. Maka ketika aku merasa juga dihampiri-Nya, maka aku merasakan bahwa semua yang aku kerjakan itu pada hakekatnya adalah dzikir kepada-Nya. Langkahku adalah dzikir. Ucapanku adalah dzikir. Perjalananku adalah dzikir. Ceramahku adalah dzikir. Presentasi makalahku adalah dzikir. SMS ku adalah dzikir. Bahkan tidurku itu ternyata adalah dzikirku juga. Maka ketika aku berdzikir dengan ikhlas, aku merasakan tiadalah jarak antara diriku dengan Allah SWT. Dan pada saat itulah aku merasa bahwa semua urusanku telah dimudahkannya. Baik urusan dunia maupun urusan akhirat. Maka sebenar-benar urusanku itu adalah perkara-Nya. Aku merasakan tiadalah kekuatan apapun yang mampu menandinginya. Itulah setinggi-tinggi dzikirku, yaitu ketika aku tidak lagi mengingat yang lainnya selain Dia. Itulah kekuatanku untuk menghadapai semua persoalan dunia dan akhirat. Maka aku merasakan semua kemenangan itu yaitu kemenangan dunia dan kemenangan akhirat. Itulah setinggi-tinggi makomku, yaitu ketika aku merasa melihat bahwa akhirat itu ada di depan mataku. Kenapa harus aku meraih syurga itu menunggu sampai aku mati? Bukankah aku telah menemukan jaminan bahwa aku dapat meraihnya sekarang juga, yaitu ketika tidak ada jarak antara diriku dengan Dia. Itulah sebenar-benar syurgaku. Tiadalah cukup semua kata-kataku untuk menggambarkan itu semua. Wahai Santri Kepala, mohon kiranya pencerahanmu agar pada Ritual Ikhlas III ini, aku dan juga yang lainnya lebih mampu memahami dan mengamalkan dzikir sesuai dengan kelazimannya.

Santri Kepala:
Terimakasih Muhammad Nurikhlas. Demikian Bapak, Ibu dan saudara semua. Apa yang telah disampaikan oleh Muhammad Nurikhlas. Bapak, Ibu, Saudara peserta peserta Ritual Ikhlas III yang dimuliakan Allah. Sebelum saya menguraikan perihal dzikir secara panjang lebar, marilah kita memanjatkan rasa syukur dengan kalimat tahmid, juga sholawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Amin. Perlu kami di sini untuk menyampaikan bahwa dipenghujung kegiatan Ritual Ikhlas III ini, akan lebih banyak dibahas tentang keutamaan Dzikir. Saudara-saudaraku semua, untuk mengetahui dan dapat mengamalkan dzikir itu, kita perlu mendengarkan nasehat-nasehat para akhli dzikir. Alloh berfirman; “Fa is’aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta’lamuun”. Yang namanya is’al, artinya dalam bahasa kita yaitu mintalah. Bisa juga diartikan dengan makna bertanyalah. Bisa pula dengan makna mintalah izin (ijazah, petunjuk) kepada orang yang ahli dzikir, yaitu yang berhak memberi pelajaran dzikir. Makanya Alloh mengajarkan; “Wa’budulloha wabtaghuu ilaihil wasilah”. Artinya, “beribadahlah kamu semua kepada Alloh dan carilah dalam menuju kepada-Nya dengan wasilah”.

Bagawat Rama:
Saya ingin bertanya perihal kaitannya antara keutamaan dzikir sifat-sifat Allah?

Santri Kepala:
Alloh selalu menyertai seluruh makhluk-Nya, Innalloha ma’akum ainama kuntum. Alloh selalu bersama kalian semua di manapun kalian berada. Nah, perihal kesertaan-Nya ini sulit dimengerti jika kalian belum faham, belum kenal dengan Sifat Alloh. “Mana, katanya Alloh bersama kita, di mana?” Kita ma’rifat kepada Alloh itu ada dua macam, ada ma’rifat bidzatillah dan ma’rifat bishifati wa asma’illah. Bagi umumnya manusia di alam dunia ini, hanya bisa mengenal kepada Alloh SWT Sifat-Nya dan Asma-Nya saja. Sifat Qodrat (Kuasa), Irodat (Berkehendak), Sama’ (Mendengar), Bashor (Melihat), itu bisa kita kenal.

Dewi Umayah:
Bagaimana mendudukan hati ini agar dzikirku itu semata-mata tertuju kepada Allah SWT?

Santri Kepala:
Semua perasaan inilah yang dikatakan dengan “Al-qolbu hiya an-nafsu wa an-nafsu hiyal Lathifatur Robbaniyyah” (Hati adalah nafsu dan nafsu adalah perasaan-perasaan yang menguasai manusia itu sendiri). Rasululloh juga menganjurkan; “Man arofa nafsahu faqod arofa robbah”. Barangsiapa mengenali (meneliti) perasaannya sendiri maka sungguh ia akan mengenal Tuhannya, mengenal Sama’-Bashor-Nya, Qodrat-Irodat-Nya, fadlilah-Nya, Karomah-Nya dan seterusnya.

Cantraka Sakti:
Apakah hati kita juga mempunyai maqom-maqom? Dan bagaimana fungsinya ketika kita berdzikir?

Santri Kepala:
Barangsiapa yang belum bisa menemukan maqom (kedudukannya) di waktu kita sholat, maqom munajat belum pernah kita temu. Artinya orang itu belum bisa muqim (menduduki maqom) munajat kepada Alloh SWT. Maka dzikir kepada Alloh supaya sholat bisa ingat Alloh, dzikir juga bisa benar-benar ingat Alloh, segala sesuatunya kita juga bisa ingat kepada perintah Alloh. “Afdlolu dzikri fa’lam annahu Laa ilaaha illalloh”. “Laa yaqtadiru ‘alal ‘abdi min man qoola Laa ilaaha illalloh [miata marroh, red] illaa man qoola bimitslihi au zaadahu”. Tidak ada yang bisa mengimbangi orang yang membaca Laa ilaaha illalloh (100x), meskipun telah membaca wirid ini atau wirid itu seribu kali, kecuali orang membaca kalimah yang sama dengan jumlah (kualitas) yang sama atau lebih.Laa artinya tidak ada, Ilaaha artinya Tuhan dan illalloh artinya selain Alloh. Jika kalian membaca dengan mengartikannya secara harfiyyah Laa Ilaaha kemudian kalian meninggal berarti kalian mengartikannya adalah tidak ada Tuhan.

Cantraka Ikhlas:
Bagaimana jika aku memang betul-betul baru mengerti harfiyyah dari Laa Ilaaha? Apakah sertiaphuruf dalam Al-Qur’an harus aku mengerti maknanya?

Cantraka Sakti:
Jika hal itu terjadi berarti kalian mati dalam keadaan tidak beriman. Makanya angan-angankanlah Laa ilaaha illalloh dengan makna Laa maqshuda illalloh; setiap hurufnya kalian maqsudkanlah (angankan) sebagai Alloh, sebab “Kullu ma’nal kutubu yujma’u fil Qur-an wama’nal qur-anu yujma’u fil suratil fatihati wama’nal fatihati yujma’u filbasmalati wama’nal basmalati yujma’u fil bi bi kaana maa kaana wa bi yaqulu man yaqulu”. Jadi makna setiap huruf Al-Qur’an adalah Alloh, yaitu Alloh Yang Mengadakan.

Bagawat Rama:
Apa sebetulnya tujuan dzikir itu?

Santri Kepala:
Tujuan dzikir kalimat Laa ilaaha illalloh (diucapkan secra lisan) dan dzikir Allohu Alloh (diucapkan di dalam hati), yaitu supaya hati kita bersih. Jika kita sudah bersih maka Alloh yang Maha Segalanya akan dapat dirasakan di dalam hatinya. Maksudnya bukan Dzat-Nya Alloh, tapi ‘aunillah (pertolongan Alloh), karunia Alloh, pemberian Alloh, kekasih Alloh, akan terasa dalam hati pedzikir tadi. “Ana ‘inda dhonni ‘abdi biy idza dzakaroniy”. “Wa idza dzakaroniy fiy nafsihi dzakartuhu fiy nafsiy” (Jika hamba tersebut menyebut-Ku dalam kesendiriannya yaitu dalam hatinya, Aku juga akan menyebutnya, memperhatikannya dalam Dzat-Ku).

Cantraka Putih:
Apakah dzikir dapat mengusir syaitan?

Santri Kepala:
Syetan masuk melalui tiga arah, yaitu tengah-tengah dada, rusuk dan seluruh tuhuh dan syetan mengancam manusia terus. Setelah syetan tidak bisa masuk melalui depan, syetan melalui sebelah kanan, yaitu Lathifatul Khofy dan Lathifatur Ruh. Jika itu tidak bisa maka syetan masuk melalui sebelah kiri, yaitu Lathifatus Siiry dan Lathifatul Qolby. Demikian itu syetan ingin agar Alloh tidak mendapatkan satupun manusia yang bisa bersyukur. Mengapa demikian? Karena syetan ingin agar manusia berkeluh kesah terus karena keluh kesah adalah pangkal susah dan syukur adalah pangkal tambah nikmat.

Cantraka Ikhlas:
Bagaimana doa untuk menghilangkan kesusahan?

Santri Kepala:
Untuk menghilangkan kesusahan marilah kita membaca bersama “A’uudzu billaahi minasys yaithonir rojiem. Bismillaahir Rohmaanir Rohiem. Ushiekum ‘ibaadallooh wa iyyaaya bitaqwallooh. Allohumma iftahliy bifttuuhil ‘arifien 3x. Bismillaahi walhamdulillaahi ash-sholaatu was-salaamu ‘alal habiebil ‘aliyyil ‘adhiem sayyidinaa Muhammadin alHadiy ilay shiroothil mustaqiem. Astaghfirulloohal ghofuuror Rohiem 3x. Allohumma sholli ‘alay Sayyidinaa Muhammadin wa’alay aalihi washohbihi wasallim 3x. Ilaahiy Anta maqshuudiy waridloka mathluubiy a’thiniy mahabbataka wama’rifataka”.

Cantraka Sakti:
Bagaimana saya memohon ampun atas dosa-dosaku?

Santri Kepala:
marilah kita membaca istighfar kepada Alloh dan bertaubat kepada Alloh, istighfarnya yaitu, “Astaghfirullooha Rabbiy min kulli dzanbin wa atuubu ilaih” (Aku mohon ampun kepada Alloh, Tuhan Pemeliharaku, dari semua dosa, dan aku bertaubat kepada-Nya). Setealh istighfar, marilah kita membaca Sholawat “Astaghfirullooha Rabbiy min kulli dzanbin wa atuubu ilaih…3x. Alloohumma sholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali Sayyidinaa Muhammad … fil ‘alamiena innaka hamiedun majied. Ilaahiy Anta Maqshhudiy wa ridloka mathluubiy a’thieniy mahabbataka wa ma’rifatak”.

Bagawat Rama:
Aku masih bingung bagaimana membedakan urusanku dan urusan-Nya?

Santri Kepala:
“Waman yatawakkal ‘alallohi fahuwa hasbuh” (Barangsiapa bertawakkal kepada Alloh maka Alloh cukup baginya). Pada hakekatnya Allohlah yang menyampaikan semua perkara; “Allohu… Alloh… Allohu… Alloh .., Laa ilaaha illalloh, Sayyiduna Muhammadun Rasululloh dholallohu ‘alaihi waslam”.

Dewi Umaya:
Bimbinglah bagaimana aku dapat bersyukur atas nikmat-nikmat Allah SWT?

Santri Kepala:
Bapak, Ibu dan saudara semua peserta Ritual Ikhlas III. Marilah kita bersama berdoa untuk memanjatkan puji syukur kita atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada Kita. Doa kita juga sekaligus sebagai penutup kegiatan Ritual Ikhlas III. Allohuma ij’alana minadz dzaakiriena wadz dzaakirot. Allohumma nawwir qulubana bikulli hidayatika kama nawwarta binuri syamsika abadan abadan. Robbana taqobbal minna innaka Antas Samie’ul ‘Alaiem watub ‘alaina innaka Anta Tawwabur Rohiem. Robbana dholamna anfusana wa inlam taghfir lana watarhamna lanakunanna minal khosirien. Robbana atina fid dunya hasanatan wafil akhiroti hasanatan wa qina adzaban naar, wa adkhilna jannata ma’al abror Ya ‘Aziezu Ya ghoffar. Wa sholallohu ‘alaa Sayyidina Muhammadin an-nabiyyil umiyyi wa a’alaa alihi wa shohbihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi ajma’ien wasallam. Subhana Roobika Robbil ‘Izzati ‘amma yashifuun wa salamun ‘alal mursalien wal hamdulullahi Robbil ‘alamien. Demikian Bapak ibu semua, mudah-mudahan kita selalu dimudahkan urusan dunia dan akhiratnya. Amin. Wallohu muwafiq ilaa aqwamith thoriq.
Wassalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar