Rabu, 21 September 2011

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 13: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Ketiga) Oleh Marsigit

Untuk menemukan adanya kontradiksi dalam Unsur Pembentuk Sistem Matematika, kita harus memahami secara filsafat bahwa Sistem-sistem Matematika yang diciptakan dan dikembangkan oleh para Logicist-Formalist-Foundationlist dimaksudkan untuk MEMBANGUN DUNIA.

Pernyataan terakhir mungkin dirasa ANEH dan ASING. Agar kita mampu memahami Konsep Membangun Dunia seperti apa dan bagaimananya, maka kita perlu mengembangkan METODE BERPIKIR INTENSIF DAN EKSTENSIF.

Intensif artinya sedalam-dalamnya dan tidak ada yang lebih dalam (Radix); Ekstensif artinya seluar-luasnya dan tidak ada yang lebih luas lagi. Perpaduan Berpikir Intensif dan Ekstensif akan menghasilkan cara Berpikir Ontologis yaitu Berpikir Hakekat.

Jadi kita berurusan dengan Ilmu Hakekat sebagai metode untuk mengungkap Hakekat Unsur-unsur Pembentuk Sistem Matematika.

Secara hakekatnya, maka Metode Logika dan Metode Formal yang dikerjakan oleh kaum Logicist-Formalist-Foundationalist barulah mencakup SEPARO DUNIA, yaitu Dunia yang terbebas dari Ruang dan Waktu.

Sedangkan Separo Dunia lain yang belum disentuh atau belum digarap oleh kaum Logicit-Formalist-Foundationalis adalah Dunia yang terikat oleh Ruang dan Waktu.

Gabungan kedua Dunia itulah yang kemudian diperoleh Dunia Seutuhnya atau Hakekat Dunia.

Maka saya dapat menemukan dengan versi filsafat (cocok dengan pembuktian yang dilakukan oleh Godel) bahwa semua karya-karya kaum Logicits-Formalist-Foundationalist TIDAKLAH LENGKAP karena memang mereka ingin mempertahankan KEKONSISTENSIANNYA.

Mengapa tidak lengkap?

Karena hanya baru menjangkau Separo Dunia yaitu Dunia yang terbebas oleh Ruang dan Waktu.

Lantas dimana Kontradiksinya?

Akan saya uraikan pada Bagian Keempat.
Posted by Dr. Marsigit M.A

1 komentar:

  1. Assalamu’alikum Guru Pikiranku
    Hakekat:
    Perlu kearifan yang tinggi untuk memahami perbedaan, karena kebenaran yang diyakini berdasarkan konvensi adalah kebenaran yang belum tentu benar dan belum tentu salah, kebenaran yang dianut sekarang adalah partsis-partisi kebenaran primitive yang awalnya seolah-oleh tidak bernilai apa-apa, seperti “Titik” adalah unsure primitive yang awalnya didefinisikan “bekas tancapan tongkat” , seiring berkembangnya waktu titik berkembang menjadi unsure yang sangat penting dalam geometri. Pencerahan baru yang menembus ruang dan waktu, tidak bisa menjadikan ajaran para Logicist dan Formalist yang dianut selama ini dicerca atau ditinggalkan, justru inilah kedewasaan berpikir yang harus terus dikembangkan diperluas dan diperdalam, karena dunia diyakini sekarang sebahagian besar dibangun oleh para Logicist dan Formalist yang mengajarkan ajaran matematika tanpa kontradiksi.
    Metode:
    Matematika yang diajarkan para Logicist dan Formalist (isi) harus terus diperdalam dan diperluas, mencoba dibawa ke dunia (wadah) yang baru berdasarkan tuntutan perubahan ruang dan waktu.
    Manfaat:
    Penyadaran akan ruang dan waktu, kapan diakui kebenaran yang diyakini selama ini dan dimana kita mengatakannya, sadar ruang dan waktu, membuat kita menjadi dewasa, dan mampu membawa kita untuk meningkatkan dimensi berpikir, dan mengurangi kesombongan yang diyakini selama ini.

    BalasHapus