Selasa, 27 September 2011

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 20: Apkh Mat Kontradiktif? (Tanggapn utk Bu Kriswianti bgn kedua)

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 20: Apkh Mat Kontradiktif? (Tanggapn utk Bu Kriswianti bgn kedua)
Oleh Marsigit

Dear Ibu Kriswanti,

Sungguh menurut saya Definisi Matematika yang dibuat oleh Prof Sudjadi sangatlah bersifat Logicist-Formalist-Foundationalist. Definisi matematika demikian TIDAK CUKUP RAMAH untuk bergaul dengan Siswa-Siswa SD dan SMP. Definisi Matematika demikian juga tidak mampu menyelesaikan problem pembelejaran matematika di sekolah.

Maka saya ingin sampaikan kembali Definisi Alternatif Matematika sebagai MATEMATIKA SEKOLAH yang kemudian disebut sebagai Matematika begitu saja.

Ebbutt and Straker (1995) mendefinisikan Matematika sebagai berikut:
1. Matematika adalah ILMU tentang penelusuran Pola dan Hubungan
2. Matematika adalah ILMU tentang Pemecahan Masalah (ProblemSolving)
3. Matematika adalah ILMU tentang Kegiatan Investigasi
4. Matematika adalah ILMU berkomunikasi.

Ibu Kriswianti danyang lainnya bisa membandingkan dan merasakan, kira-kira apakah definisi alternatif demikian lebih dekat dengan para siswa? Sebagai seorang Educationist tentu saya memilih definisi ini, karena definisi ini sangat kaya dengan aspek-aspek Psikologis, Social dan Constructivist.

Sedangkan Definisi matematika yang di buat atau dibangun oleh para Logicist-Formalist-Foundationalist (termasuk Prof Sudjadi) itu lebih cocok untuk pengembangan Pure Mathematics. Jika Pure Mathematics dipaksakan untuk di Introduce dan di develop di sekolah, itulah jadinya seperti sekarang ini, matematika tidak disukai generasi muda.

Demikian semoga bermanfaat. Amin

Marsigit, UNY

________________________________________
From: Theresia Kriswianti
To: indoms@yahoogroups.com
Sent: Sat, September 25, 2010 9:17:23 AM
Subject: Re: [indoms] Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Ketujuh)


Urun rembug mengenai konsistensi dalam Matematika:Menurut Prof Sudjadi dalam bukunya Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Matematika mempunyai karakteristik sbb:
1. Memiliki obyek kajian abstrak
2. Bertumpu pada kesepakatan
3. Berpola pikir deduktif
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti
5. Memperhatikan semesta dari pembicaraan
6. Konsisten pada sistemnya.
Jadi kalau yang dikemukakan pak Wono bahwa terjadi kontradiksi karena 3 + 4 = 7 saya kira tidak tepat. Dia tetap konsisten pada semestanya, yakni bilangan berbasis 8 ke atas.

Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih.
Kriswianti
Posted by Dr. Marsigit M.A.

1 komentar:

  1. Assalamu’alakum Guru Pikiranku

    Sangat setuju terhadap pendapatnya Ebbutt and Straker (1995) mendefinisikan Matematika sebagai berikut:
    1. Matematika adalah ILMU tentang penelusuran Pola dan Hubungan
    2. Matematika adalah ILMU tentang Pemecahan Masalah (ProblemSolving)
    3. Matematika adalah ILMU tentang Kegiatan Investigasi
    4. Matematika adalah ILMU berkomunikasi.
    Suadah saatnya bagi educationist sejati perlu punya wawasan baru, kalau memang matematika mau kita bangun bisa dicintai, disukai, bahkan dirindukan oleh oleh siapapun. Selama ini, tidak bisa dipungkiri bahwa memang sudah banyak menghasilkan sarjana bahkan sampai professor yang menganut ajaran kaum Logicist-Formalist-Foundationalist. Matematika tidak secara formalistis dipelajari tapi lebih dari itu, tidak sekedar dipahami oleh sekelompok orang saja, atau kata lain sebahagian menjadikannya sebagai LOGOS, sebahagian lagi masih merupakan MITOS, padahal mereka ingin bersahabat dengan matematika atau TERPAKSA bersahabat karena takut tidak lulus, tidak heran kita lihat bagaimana matematika benar-benar dipaksa menjadi logos padahal masih dalam tataran MITOS saja, sungguh menyedihkan, ada anggapan kaum Logicist-Formalist-Foundationalist sangat berperan sehingga educationist sejati yang berkoar-koar ingin mengembalikan kesadaran bermatematika itu hanya geleng-geleng kepala dan kecewa bahkan lari membentuk kubu bagaimana merekonstruksi matematika agar siapapun yang mau belajar matematika ada keingintahuan tentang matematika bisa merasa nyaman bersahabat dengan matematika.

    BalasHapus