Rabu, 21 September 2011

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 15: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Kelima) Oleh Marsigit

Analisis saya akan berangkat dari Separo Dunia yaitu Dunianya kaum Logicist-Formalist-Foundationalist, yaitu Dunia yang terbebas dari Ruang dan Waktu. Artinya setiap unsur-unsur di dalamnya juga terbebas dari ruang dan waktu.

Kita bisa menyebut unsur-unsur Sistem Matematika misalnya bilangan, simbol-simbol, karakter, variabel, variabel kata, variabel kalimat.

Tidaklah mungkin bisa dibentuk suatu Sistem Matematika jika tidak ada aturan menghubungkan diantara unsur-unsurnya. Pengaturan hubungan itu ditetapkan pada asumsi awalnya, definisi atau aksiomanya. Artinya, di dalam Sistem Matematika yang dihasilkan kita tidak akan pernah menemukan suatu unsur berdiri sendiri tanpa terkait atau terelasi dengan satu atau lebih unsur yang lain.

Jika kita menemukan adanya lambang-lambang 1, 2, 3, 4, ...secara terpisah dan masing-masing terisolasi satu dengan yang lainnya, maka kita tidak akan memperoleh makna apapun dari dari lambang-lambang itu.

Lambang-lambang itu sebagi unsur baru mempunyai makna misal jika kita memikirkannya sebagai mewakili bilangan yang mempunyai nilai yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Maka makna yang kita dapatkan dari sederetan lambang itu dengan aturan menghubungkan mengurutkan dari kecil ke besar, berupa adanya suatu sistem bilangan.

Lantas apa yang dimaksud bahwa unsur-unsur itu terbebas oleh Ruang dan Waktu? Jika bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, ...dibebaskan dari Ruang dan Waktu maka hukum-hukumnya juga terbebas dari ruang dan waktu.

Dua di tambah tiga sama dengan lima, ditulis 2 + 3 = 5, jika tidak ada unsur Ruang dan Waktu, maka dia bersifat Universal dan Absolut terhadap Ruang dan Waktu. Artinya dia berlaku kepada Ruang dan Waktu apapun. Artinya dia benar bagi siapapun dan di manapun (Ruang), dan benar kapanpun (Waktu);dan akan menjadi naif bagi matematikawan untuk masih mempertanyakan nilai kebenarannya.

Bagaimana jadinya jika konsep-konsep bilangan ini kita transformir ke Dunia Hakekat?

Akan saya uraikan pada Bagian Keenam.
Posted by Dr. Marsigit M.A.

1 komentar:

  1. Assalamu’alikum Guru Pikiranku
    Hakekat:
    Keyakinan kaum Logicist-Formalist-Foundationalist dan pengikutnya yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, akan membuat system matematika tidak dirasakan ada manfaatnya bagi pembelajar matematika yang akan datang. Keakuan matematika yang diyakini selama ini juga akan membuat pengikut kaum Logicist-Formalist-Foundationalist pikirannya tidak bisa berkembang secara wajar karena system berpikirnya terikat, kadang selalu merasa benar padahal belum tentu benar juga belum tentu salah.
    Metode
    kaum Logicist-Formalist-Foundationalist dan pengikut perlu mulai membuka diri, bahwa matematika juga bisa dipengaruhi oleh Ruang dan Waktu, keakuan matematika selama ini perlu mendapatkan pencerahan karena matematika tidak akan terasa manfaatnya dan bisa saja tidak berarti apa-apa tanpa bersinergi dengan ruang dan waktu.
    Manfaat
    Selama ini yang diyakini benar belum tentu sebuah kebenaran apalagi kebenaran yang dibangun atas kesepakatan, keterbukaan dan bersinergi dengan keadaan yang lain sangat perlu untuk meningkatkan kedewasaan dan dimensi berpikir kita. Hanya kebenaran Tuhan yang yang tanpa batas, absolute dan universal. Terima kasih Guru Pikiranku yang semakin membuka wawasan berpikirku.

    BalasHapus