Sabtu, 22 Oktober 2011

Elegi Menggapai Pondamen

Oleh Marsigit

Pondamen:
Siapakah diantara engkau yang dapat menjawab pertanyaan saya. Pertanyaanku adalah sebutkan peristiwa atau keadaan atau apapun yang engkau anggap bisa menjadi awal dari aktivitasmu?

Membaca 1:
Awal dari saya membaca adalah ketika saya mulai memegang buku.

Membaca 2:
Awal dari saya membaca adalah ketika saya memikirkan buku.

Membaca 3:
Awal dari saya membaca adalah ketika saya memikirkan tugas yang diberikan dosen.

Membaca 4:
Awal dari saya membaca adalah ketika saya membuka halaman pertama.

...
...

Membaca N:
Awal dari saya membaca adalah ketika saya berdoa.

Pondamen:
Baiklah kalau begitu, maka dikarenakan Membaca 1, Membaca 2, Membaca 3, Membaca 4, ..., Membaca N, telah dapat menentukan awal dari kegiatanmu, apapun yang engkau anggap awal, maka engkau semua baik sadar atau tidak sadar adalah termasuk golongan kaum foundationalis. Apakah ada Membaca yang lain lain yang ingin usul, bertanya atau protes?

Membaca N+1:
Aku mengakui melakukan kegiatan membaca, tetapi aku mengalami kesulitan hal atau kejadian atau sifat yang bagimana yang dapat aku jadikan sebagai awal dari membaca? Jika aku tentukan bahwa membuka halaman pertama adalah awalku, bukankah doa ku itu lebih awal, jika yang aku anggap sebagai awal membaca adalah pikiranku akan tugas kuliahku, bukankah pertemuan pertamaku dengan dosenku itu lebih awal, ...demikian seterusnya bahkan jika aku ekstensikan maka aku juga dapat mengatakan bahwa awal dari membacaku adalah saat aku lahir, tetapi ternyata ada kejadian yang lain yang mendahuluiku. Maka dengan ini aku nyatakan bahwa aku kesulitan menentukan kapan aku mulai membaca?

Pondamen:
Wahai Membaca N+1, kalau begitu aku dapat menyebut bahwa engkau bukanlah anggotaku. Sebetul-betul dirimu adalah anggota dari kaum anti-foundationalisme. Demikianlah sekelumit tentang hal ikhwal terjadinya aliran foundalisme dan anti-foundalisme dalam filsafat. Maka renungkanlah. Amiin.

Membaca 1, Membace 2, Membaca 3, Membaca 4, ...Membaca N dan Membaca N+1
Wahai pondamen, dapatkah engkau menunjukkan kepada diriku siapa saja teman-temanku itu?

Pondamen:
Dalam filsafat, aliran apapun jika dia telah bersikap menentukan peristiwa, kejadian, sifat atau apapun sebagai awal dari analisisnya, maka mereka itu disebut aliran foundationalisme. Jika tidak demikian maka dia disebut sebagai aliran anti-foundationalisme?

Membaca 1, Membace 2, Membaca 3, Membaca 4, ...Membaca N dan Membaca N+1
Contoh kongkritnya apa dan bagaimana?

Pondamen:
Foundationalisme dalam matematika adalah filsafat matematika yang membangun sistem matematika berdasar pondamen. Pondamen matematika dapat berupa geometri, himpunan, pengukuran , atau statistika. Maka sebagian besar filsafat matematika adalah foundationalisme. Sedangkan yang tidak termasuk foundationalisme biasanya bersifat intuitionisme. Maka kaum intuitionisme berusaha membangun matematika dengan tidak menentukan dasar apapun kecuali menggunakan intuisi untuk merefleksikan matematikanya.

Membaca 1, Membace 2, Membaca 3, Membaca 4, ...Membaca N dan Membaca N+1
Apakah ada contoh yang lain?

Pondamen:
Kaum empiris membangun filsafat dengan pondasi berupa pengalaman. Bagi mereka tiadalah ilmu jika tidak ada pengalaman. Sedangkan kaum rasionalis membangun filsafat berdasarkan rasio. Maka bagi kaum rasionalisme, tiadalah ilmu jika tidak menggunakan rasio. Maka dapat aku katakan bahwa kaum empiris dan kaum rasionalis, bagaimanapun juga termasuk kaum foundationalisme.

Membaca 1, Membace 2, Membaca 3, Membaca 4, ...Membaca N dan Membaca N+1
Bagaimanakah tentang I. Kant?

Pondamen:
Ketahuilah bahwa ternyata ada berbagai sifat pondamen. Ada pondamen yang bersifat tetap, ada yang bergerak dan ada yang kontradiktif. Immanuel Kant membangun filsafatnya diatas kontradiksi atau pertentangan antara rasionalisme dan empiricisme. Maka dikatakan bahwa Immanuel Kant membangun filsafat itu di atas pondamen epistemologis, dan menghasilkan suatu rumusan ilmu yaitu bahwa ilmu itu bersifat sintetik a prirori.

Membaca 1, Membace 2, Membaca 3, Membaca 4, ...Membaca N dan Membaca N+1
Apakah bedanya foundationalisme dan foundamentalist?

Pondamen:
Foundationalisme adalah filsafat sedangkan foundamentalis adalah sosiologi, psikologi atau politik.
Demikian, maka renungkanlah. Amiin.

1 komentar:

  1. Assalamu’alaikum Guru Pikiranku
    Apapun yang akan dilakukan supaya lebih maksimal kita harus memulainya dengan niat, misalnya niat ingin melakukan perubahan, niat untuk kuliah, niat untuk mendengarkan, niat untuk menggapai sesuatu, bagiku itu juga disebut AWAL. Jikalau dipikirkan secara berantai dan diperluas (berpikir ekstensi) yang mengawali AWAL menurut pikiran kita saat itu ternyata juga diawali oleh AWAL yang lain, merasakan atau melihat atau hal-hal lain sampai kita bertemu dengan pemilik AWAL yaitu keyakinan itu sendiri atau Tuhan. Secara tidak langsung aku atau mungkin kita sebagai penganut aliran foundalisme (berfilsafat menggunakan permulaan), dengan perkembagan jaman (perubahan RUANG dan WAKTU) kita juga perlu mengkaji ulang pemahaman kita dengan melakukan INTENSI dan EKSTENSI pemikiran supaya kita terjebak, terkurung dan hanya menjadi patung.
    Elegi ini menawarkan kepadaku mungkin pada orang lain, mau berpikir berdasarkan panduan-panduan yang ada yang membuat kita terpaku atau nurut saja pada yang ada atau mau mengembangkan berpikir secara kreatif (intuisi). Matematika secara umum dibangun berdasarkan kesepakatan (koherensi) yang harus diikuti apa adanya, tapi matematika perlu berkelanjutan untuk dipahami, dikenal secara luas, disukai, dicintai, dirindukan, ternyata perlu pendekatan baru yang tidak membuat matematika itu bisa dipelajari oleh siapa saja (siswa dalam level apa saja dan tidak bersifat kaku,).
    Terima kasih Guru atas pencerahan ini, mudah-mudahan kami menjadi orang yang kreatif tau apa yang dilakukan dan diawali dari mana. Amin.

    BalasHapus